Senin, 26 Mei 2014

Mei 2014

Mei 2014, bulan terberat selama tahun 2014 ini berlangsung. Walaupun Februari juga merupakan bulan yang sulit karena di bulan kedua itulah saya di-resign-kan dari perusahaan tempat saya bekerja dan hingga saat ini saya masih belum mendapat pekerjaan baru. Berat memang, kalau kata orang tahun ini bukan tahun keberuntungan saya tapi saya percaya keberuntungan mungkin bersifat memihak namun soal peruntungan hidup tetap bisa diciptakan.

Banyak hal menyedihkan yang saya terima selama tahun 2014 ini berlangsung, mulai dari berhenti bekerja, ditolak lamaran kerjanya, tekanan batin karena menganggur, kabar dan cerita yang hampir selalu kurang baik dari teman sampai hal menyedihkan yang paling 'pamungkas' ketika tau ibu saya terkena penyakit Osteoporosis dan kakak saya harus operasi bypass jantung. Rasanya sangat sedih, membuat saya menangis hampir setiap harinya. Andai saja bisa, saya rela menukar posisi saya dengan ibu dan kakak. Dengan posisi saya yang sekarang sedang tidak 'menghasikan', rasanya lebih pantas saya yang berada diposisi ibu dan kakak. Namun pada kenyataannya saya hanya bisa berdoa dan menghadapi semuanya.

Merawat ibu dan menggantikan posisi ibu di rumah menjadi rutinitas saya saat ini. Mulai dari bersih-bersih rumah, belanja, masak dan merawat ibu semua saya kerjakan. Saya senang, walaupun yang saya kerjakan tidak seberapa dan tidak sebaik ibu tapi setidaknya saya bisa berbakti kepada ibu. Hal ini yang saya anggap salah satu dari banyak hikmah yang Allah berikan kepada saya lewat kejadian ini. Alhamdulillah, Allah menyayangi saya dan masih memberi saya kesempatan.

Seringkali saya merasa 'down' menghadapi semua masalah yang ada, rasanya seperti sendirian, tidak ada yang peduli atau mungkin saya yang menutup diri untuk dipedulikan. Saya rindu bercerita. Saya hanya ingin didengar. Sudah lama saya tidak bercerita dengan teman. Dengan rutinitas yang saya kerjakan dirumah dan kondisi ibu yang belum bisa ditinggal membuat saya sulit membagi waktu untuk bisa berinteraksi langsung dengan orang lain. Saya rindu kalian, teman. Tak tau harus bercerita kepada siapa, karena sepertinya semua sibuk. Ini yang membuat saya merasa sendirian. Hanya mengadu kepada Allah yang bisa saya lakukan, komunikasi satu arah yang dibalas dengan kelegaan dan ketenangan hati.

Saya bukan mengeluh, saya hanya ingin bercerita untuk sekedar meringankan beban yang saya tanggung sendiri.

Saya percaya Allah menyertakan solusi dan hikmah di setiap ujian yang diberikan kepada umat-Nya. Dan saya tau, Allah menyayangi saya. Allah tidak ingin melihat saya selalu menangis, selain ujian Allah juga menyertakan kebahagian untuk saya. Allah memberi saya keponakan kedua, bayi perempuan cantik yang lahir hari minggu kemarin :) Alhamdulillah, melengkapi keponakan saya yang sebelumnya adalah laki-laki. Saya bersyukur, ditengah kesulitan menghadapi ujian ini Allah masih memberi kebahagiaan untuk saya. Mengingatkan saya untuk selalu bersyukur, kuat, tabah dan sabar menghadapi semua ini.

Saya tau, Allah selalu menyayangi dan memerhatikan semua umat-Nya. Selama kita patuh, percaya dan mau berusaha maka kemudahan dan jalan keluar senantiasa beriringan dengan datangnya ujian. Jangan pernah menyerah, selalu semangat dan berpikir positif terhadap semua yang terjadi. Dan semoga kebahagian selalu menyertai, Amin.