Senin, 07 Juli 2014

Ujian

Ketika kita mendapat ujian yang harus kita lakukan adalah bersabar, menerima, berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi ujian tersebut. Bukan malah bersedih, kecewa kepada Allah dan terus menerus bertanya "Kenapa semua ini harus terjadi kepada saya ?" "Kenapa bukan orang lain ?" "Kenapa ujian ini bisa terjadi pada saya ?" "Kenapa ? Kenapa ? Kenapa ?" Karena sesungguhnya jawaban dari pertanyaan tersebut ada pada diri kita sendiri. Allah SWT memberi ujian kepada kita karena ingin menaikan derajat kita, ingin mengingatkan kita agar tidak lupa ketika senang, dan ingin memberikan nikmat hidup yang sesungguhnya.

Tentu Allah SWT tidak sembarangan memberi ujian, semua sudah diatur dan disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas setiap umat-Nya. Allah SWT juga tidak lupa menyertakan jalan dan hikmah dari segala ujian yang Dia turunkan, semua sepaket tapi datang secara beriringan bukan bersamaan. Sesulit apapun ujian yang kita terima pasti akan ada jalan dan kita bisa melewatinya. Karena sesungguhnya Allah Maha Bijaksana, Allah Maha Yang Dipercaya, Allah Maha Pemberi Petunjuk dan Allah Maha Kuasa.

Hendaknya kita bersyukur ketika kita diuji oleh Allah SWT karena ujian itu adalah bentuk rasa cinta kasih Allah kepada kita. Dan ketika kita senang hendaknya kita tidak takabur dan lupa kepada Allah, karena senang yang kita peroleh takkan terasa nikmatnya jika kita lupa bersyukur dan lupa berbagi kesenangan itu dengan sesama. Sesungguhnya Allah sudah mengatur semuanya.

Sabtu, 21 Juni 2014

Sabtu, 21 Juni 2014

Happy satnite Z :) selamat bermalam minggu bagi mereka yang merayakan :D

Entah ini malam minggu ke berapa yang kita lewati sendiri-sendiri, kamu disana dan saya disini. Gak masalah, yang penting kita tetap bisa bertemu. Iya, disini. Di hati :).
Sabtu malam kali ini perasaan saya cukup baik-baik saja, mungkin karena kemarin kita baru bertemu. Andai saja bisa tiap hari ketemu, pasti perasaan saya akan selalu baik-baik saja. Sabar, kita harus sabar menunggu sampai halal :)

Kali ini saya lagi ingin menyendiri. Bukan, bukan menyendiri untuk berpikir yang aneh-aneh yang seperti kamu kira. Saya menyendiri untuk merenungkan apa yang kamu sampaikan kemarin. Mencoba untuk kembali mempertimbangkan, memilih dan meyakinkan apa yang akan saya jalani kelak. Semua memang sudah terlihat rumit dari awal dan semakin terasa sulit ketika kita jalani tapi syukur Alhamdulillah hingga detik ini komitmen kita masih berjalan. Alhamdulillah. Semoga Allah memang meridhoi dan merestui kita, Amin. Meski begitu, tetap ada masa-masa sulit yang sudah kita lewati dan yang sedang menanti kita di depan sana. Tanah tak selalu padat mengalasi. Angin tak selalu sejuk meredakan. Air tak hanya cair menyegarkan. Dan api pun tak sekedar hangat menghantar. Semua punya masa sulitnya masing-masing, punya titik rendahnya sendiri. Apalagi kita, benda bernyawa yang diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk bisa berpikir. Tentu ujian, masalah, tantangan akan semakin ada dan nyata. Semoga kita selalu bisa menghadapinya. Amin

Usia saya baru akan menginjak angka 21 tahun. Iya, dua puluh satu tahun. Angka yang sudah tidak bisa dikategorikan sebagai remaja lagi. Usia yang seharusnya sudah mulai belajar untuk menjadi seorang yang dewasa. Sudah tidak pantas bagi saya kalau masih merengek minta sesuatu, bertingkah manja seperti anak-anak, dan mengambil keputusan dengan asal seperti remaja. Semua keputusan yang saya ambil harus saya pikirkan baik buruknya, harus saya pertimbangkan dengan seksama. Termasuk keputusan untuk berkomitmen dengan kamu. Semua sudah saya pertimbangkan. Meski terkadang saya masih suka merasa kaget dan bertanya pada diri sendiri, "Kok bisa ya saya seberani ini ?" "Kok bisa sih saya sama kamu ?" "Kok bisa ya saya seyakin ini ?" "Kok bisa sih ?". InsyaAllah, semoga apa yang telah saya pilih dan yang sebagiannya telah saya jalani itu benar.

Kemarin malam entah kenapa saya teringat dengan kalimat "Bhineka Tunggal Ika". Itu semboyan negara kita, kalimat yang artinya "Berbeda-beda namun tetep satu jua". Kalimat yang menyatukan kita semua dari Sabang sampai Merauke untuk satu tujuan bersama demi kemakmuran negara. Memang itu hanya semboyan negara, bukan semboyan dari komitmen kita. Karena kalau saja kalimat itu jadi semboyan kita, mungkin perbedaan kita sudah bukan masalah yang berarti, perbedaan kita tidak menyulitkan kita untuk mencapai jua yang sama-sama kita tuju, dan perbedaan kita tidak akan memberi jarak diantara rencana dan tujuan kita.

Banyak hal yang masih harus kita lewati, banyak hal yang harus kita lalui tapi semua itu hanya akan jadi beban berat jika hanya kita pikir, pikir dan pikirkan setiap hari. Biar saja semua berjalan sesuai kehendak-Nya, percaya pada hati dan takdir sang Maha Kuasa. InsyaAllah tidak akan ada yang sia-sia karena Allah yang telah mempertemukan kita...

Rabu, 04 Juni 2014

Persentase Rasa

Sekarang pukul 10:02 malam waktu yang ditunjukkan gadget-ku saat aku mulai menulis semua ini. Pasti saat ini kamu masih sibuk bergelut dengan rutinitasmu yang padat dan serba menyita waktu. Iya, menyita waktumu. Yang terkadang membuat ku merasa diduakan oleh mu. Entah kekuatan apa yang masih membuatku percaya, tapi yang pasti aku bersyukur masih memiliki sesuatu yang membuatku memercayaimu.

Aku selalu ingin mencuri waktumu. Menyita perhatianmu. Semata-mata supaya aku bisa menggantikan posisi rutinitas yang selalu kau temani seharian penuh atau hanya untuk satu jam saja.

Sudah hampir satu tahun aku begini. Delapan bulan. Kalikan tiga puluh. Kalikan dua puluh empat. Kalikan enam puluh. Kalikan enam puluh. Kalikan enam puluh lagi. Maka kau akan mendapatkan angka 1.244.160.000. Itu belum termasuk tambahan dari bulan dengan jumlah hari berlebih.

Itulah banyaknya milisekon sejak pertama aku mulai belajar memercayaimu dan milisekon sejak ke sekian kalinya aku jatuh cinta padamu. Tentunya semua itu terlalu berlebihan aku jabarkan, karena kenyataannya kamu hanya memberiku tak lebih sepuluh menit dari seribu empat ratus empat puluh menit dalam sehari untuk sekedar saling bertukar kabar. Selebihnya, waktumu akan kau sumbangkan cuma-cuma untuk rutinitasmu. Kekurangannya selalu kau bayar lunas ketika kau libur. Setengah dari hari liburmu hampir selalu kau luangkan untukku. Dan lagi, aku luluh dan memercayaimu.

Mengertilah, tulisan ini bukan bertujuan untuk merayu atau malah menghakimimu. Kejujuran sudah seperti masakan ekstra garam, tak terbayang untuk menambahinya dengan rayuan. Angka miliaran tadi bukan sebuah gombalan, melainkan fakta matematis dari ketulusan cinta yang logis. Cinta mampu memasuki dimensi rasa, logika, bahkan angka sekaligus.

Sekarang pukul 11:18 malam masih dari gadget-ku. Sudah tujuh puluh enam menit aku menulis. Menyumbangkan lagi 273.600 milisekon ke dalam rekening waktu ku. Terima kasih. Seandainya bisa ku tambahkan satuan dolar atau satuan kilogram emas di belakangnya pasti aku sudah kaya. Mungkin cukup untuk menggantikan hasil dari rutinitasmu itu agar engkau bisa selalu bersamaku. Namun sudah pasti semua itu tak kan bisa menggantikanmu yang tak ternilai. Engkau adalah awalan, akhiran dan segalanya yang menghubungkan. Tidak dolar, tidak juga miliaran kilogram emas mampu menggantikan.

Cinta punya fakta matematis. Kau sendiri yang pernah bilang, komitmen ini berjalan dengan satuan persen untuk kepercayaan dan kasih sayang. Persentase yang katamu melebihi sempurnanya angka seratus persen dan tak terbatas jumlah nol di setiap pangkalnya. Persentase dengan rumus tersendiri yang hanya diketahui oleh masing-masing di antara aku dan kamu. Dan yang pada akhirnya akan menyatukan kita selamanya, sehingga aku dapat mengiringi rutinitasmu setiap harinya. Mulai dari membangunkanmu di pagi hari, membuat sarapan, mengantarmu pergi memulai aktivitas, mengobrol ringan saat makan siang, menonton acara tv, minum teh, hingga melihat wajah polosmu saat kau tertidur lelap di malam hari.

Saat ini semua hanya bisa aku bayangkan, kenyataannya entah siapa yang sekarang ada bersamamu. Mungkin bantal dan guling yang akan menemani tidurmu, atau handphone dengan alarm yang siap untuk menyambut pagi harimu. Terkadang, benda-benda mati justru mendapatkan apa yang paling kita inginkan, dan tak sanggup kita bersaing dengannya. Membuatku iri membayangkannya.

Kini, izinkan aku tidur. Menyusulmu ke alam abstrak di mana segalanya bisa bertemu. Sekali saja, izinkan aku bermimpi. Memimpikan saat dimana persentase cinta berada pada titik yang menyatukan kita.

Tiada hal yang lebih indah dari cinta dua orang di pagi hari. Saat aku membangunkan mu dengan muka berkilap, bau keringat, mulut asam dan wajah yang tercetak kerut sarung bantal. Dan kau bangun mengecup keningku seraya berkata "selamat pagi".

Senin, 26 Mei 2014

Mei 2014

Mei 2014, bulan terberat selama tahun 2014 ini berlangsung. Walaupun Februari juga merupakan bulan yang sulit karena di bulan kedua itulah saya di-resign-kan dari perusahaan tempat saya bekerja dan hingga saat ini saya masih belum mendapat pekerjaan baru. Berat memang, kalau kata orang tahun ini bukan tahun keberuntungan saya tapi saya percaya keberuntungan mungkin bersifat memihak namun soal peruntungan hidup tetap bisa diciptakan.

Banyak hal menyedihkan yang saya terima selama tahun 2014 ini berlangsung, mulai dari berhenti bekerja, ditolak lamaran kerjanya, tekanan batin karena menganggur, kabar dan cerita yang hampir selalu kurang baik dari teman sampai hal menyedihkan yang paling 'pamungkas' ketika tau ibu saya terkena penyakit Osteoporosis dan kakak saya harus operasi bypass jantung. Rasanya sangat sedih, membuat saya menangis hampir setiap harinya. Andai saja bisa, saya rela menukar posisi saya dengan ibu dan kakak. Dengan posisi saya yang sekarang sedang tidak 'menghasikan', rasanya lebih pantas saya yang berada diposisi ibu dan kakak. Namun pada kenyataannya saya hanya bisa berdoa dan menghadapi semuanya.

Merawat ibu dan menggantikan posisi ibu di rumah menjadi rutinitas saya saat ini. Mulai dari bersih-bersih rumah, belanja, masak dan merawat ibu semua saya kerjakan. Saya senang, walaupun yang saya kerjakan tidak seberapa dan tidak sebaik ibu tapi setidaknya saya bisa berbakti kepada ibu. Hal ini yang saya anggap salah satu dari banyak hikmah yang Allah berikan kepada saya lewat kejadian ini. Alhamdulillah, Allah menyayangi saya dan masih memberi saya kesempatan.

Seringkali saya merasa 'down' menghadapi semua masalah yang ada, rasanya seperti sendirian, tidak ada yang peduli atau mungkin saya yang menutup diri untuk dipedulikan. Saya rindu bercerita. Saya hanya ingin didengar. Sudah lama saya tidak bercerita dengan teman. Dengan rutinitas yang saya kerjakan dirumah dan kondisi ibu yang belum bisa ditinggal membuat saya sulit membagi waktu untuk bisa berinteraksi langsung dengan orang lain. Saya rindu kalian, teman. Tak tau harus bercerita kepada siapa, karena sepertinya semua sibuk. Ini yang membuat saya merasa sendirian. Hanya mengadu kepada Allah yang bisa saya lakukan, komunikasi satu arah yang dibalas dengan kelegaan dan ketenangan hati.

Saya bukan mengeluh, saya hanya ingin bercerita untuk sekedar meringankan beban yang saya tanggung sendiri.

Saya percaya Allah menyertakan solusi dan hikmah di setiap ujian yang diberikan kepada umat-Nya. Dan saya tau, Allah menyayangi saya. Allah tidak ingin melihat saya selalu menangis, selain ujian Allah juga menyertakan kebahagian untuk saya. Allah memberi saya keponakan kedua, bayi perempuan cantik yang lahir hari minggu kemarin :) Alhamdulillah, melengkapi keponakan saya yang sebelumnya adalah laki-laki. Saya bersyukur, ditengah kesulitan menghadapi ujian ini Allah masih memberi kebahagiaan untuk saya. Mengingatkan saya untuk selalu bersyukur, kuat, tabah dan sabar menghadapi semua ini.

Saya tau, Allah selalu menyayangi dan memerhatikan semua umat-Nya. Selama kita patuh, percaya dan mau berusaha maka kemudahan dan jalan keluar senantiasa beriringan dengan datangnya ujian. Jangan pernah menyerah, selalu semangat dan berpikir positif terhadap semua yang terjadi. Dan semoga kebahagian selalu menyertai, Amin.

Kamis, 17 April 2014

Hujan

Hujan selalu memberi arti lebih dari pelangi.

Bulir embun merata melekat di kaca. Mengaburkan pandangan siapa pun yang ingin melihat keluar. Seakan membatasi gerak seseorang, atau malah memberi waktu luang untuk mereka yang terlalu sibuk menghamba uang. Sederet embun tak hanya melengkapi pagi, melainkan juga menggenapi hujan yang menari-nari. Seperti bonus tambahan dari sekedar dingin yang menelusup ke tulang dan kanvas gratis untuk melukis kaca di atas embun yang berlapis.

Hujan tak melulu tentang air dan basah. Terlalu realis dan minimalis jika hujan hanya dianggap sebagai pemanis. Hujan itu penyegaran, hiburan bagi mereka
yang terlalu sering kepanasan. Hujan itu rezeki, anugerah bagi mereka yang hanya bermodalkan payung merah. Hujan itu masalah, sekat bagi mereka yang tak mensyukuri nikmat. Hujan itu bencana, ujian untuk para hamba yang melalaikan Tuhannya. Dan hujan selalu lebih rumit dari apa yang kita kira.

Hujan tak selalu dingin, terkadang hangat teriring dari mentari yang kering. Hujan bukan hanya kelabu, ada kalanya tergantikan oleh bentang pelangi yang menyapu sendu. Dingin, bencana serta kelabu seketika hilang berganti cerita sore antara aku dan kamu. Uap kopi yang mengepul dari cangkir melengkapi indahnya gugusan warna pelangi. Hujan akan selalu ku nanti bila akhirnya seperti ini. Namun sayang hujan tak selalu berpelangi, karena pada hakikatnya hujan tak lebih dari air dan dingin. Tapi dibalik itu, hujan selalu punya makna dan misteri tersendiri lebih dari sebentang pelangi.

Rabu, 02 April 2014

Tenggelam

Melangkah gontai di jalan setapak pantai
Menyesapi rindu hati yang merantai
Menatap gerak ombak yang menyeruak
Tersembunyi riak dibalik mata yang berkaca kaca
Kulihat sang ombak dan si batu saling beradu
Bagai rupa antara kamu dan aku
Bising teriak anak anak bermain pasir
Samar terdengar diantara melodi ombak yang berdesir
Indah gerak nyiur yang melambai
Sesaat mengobati hati ku yang lunglai
Andai engkau disini duhai tuan
Bersama kita nikmati keagungan Tuhan
Bersenandung ria tertawa lepas
Memandang luas lautan tanpa batas
Menebar jala mimpi dikala petang
Memanen hasil cita dikala matahari mulai membentang
Sayang, semua itu hanya khayalku Tuan
Impian semu yang kian tenggelam

Pergi ke laut.

Pergi ke laut, itu salah satu mimpi gue dari dulu. Mungkin itu norak tapi bagi gue yang seumur hidup belum pernah ke laut itu mimpi penting. Umur gue 20 tahun 103 hari 23 jam 39 menit (saat gue ngetik ini, itu kalo gue ga salah setting jam), silahkan kalo yang mau kasih kado itung sendiri gue lahir kapan. Di umur yang bisa dibilang beranjak remaja oh oke salah, beranjak dewasa gue belum pernah ke laut beneran. Kenapa gue bilang laut beneran ? Karena gue pernah ke ancol dan setau gue ancol itu laut buatan bukan beneran. Itu pun gue sama sekali ga nyentuh airnya, iya gue cuma lewat pas mau masuk Dufan jadi gue belum tau rasa asinnya air laut. Jangan ketawa ! Itu mengenaskan. Gue tinggal di Bogor, dataran tinggi, jauh dari laut, dekat dengan angkot -_- di Bogor adanya waterpark yang bikin ombak boongan gitu, ngenes aja kalo gue kesana, rasanya hidup gue kok selalu dibohongi sampe sampe ombak waterpark aja boongin gue. Kan sedih :(

Gue udah lama banget pengen ke laut, mungkin sejak pertama kali liat pertunjukan lumba lumba di Dufan pas gue masih balita. Pas pulang dari Dufan gue baca buku cerita kehidupan laut gitu, dari situ gue baru tau ternyata ga cuma lumba lumba aja yang hidup di laut masih ada ikan ikan luar biasa lainnya sama terumbu karang yang kata buku ceritanya mereka itu indah indah. Saat itu gue ga di Bogor tapi masih di Jakarta, tapi sama aja. Jakarta juga jauh dari laut beneran, depan rumah toko elektronik, samping kanan rumah sakit, samping kiri bioskop, belakang rumah kontrakan, kebayang kan 'indahnya' masa kecil gue disana :'(

Awal Februari lalu sempet ada rencana mau ke Pantai Sawarna sama temen temen tapi gajadi, gue sedih tapi mau gimana lagi. Februari kemarin itu musim hujan angin dan itu bukan waktu yang tepat untuk ke pantai, lagi pula ke laut itu bukan mimpi terakhir gue. Ngerti kan maksud gue ? Gue ngeri jelasinnya. Karena Bogor jauh dari pantai atau laut, tempat hiburan yang paling sering gue datengin ya paling Mall. Untungnya di mall ga ada ombak boongan gitu, seengganya kalo ke mall gue ga merasa dibohongi :') Mall di Bogor emang ga sebanyak mall-mall di Jakarta tapi udah cukup untuk hiburan kecil rakyat Bogor. Gausah dibanyakin deh mall di Bogor, bikin sumpek. Mendingan bikin pantai di Bogor :D

Keinginan gue untuk pergi ke pantai atau laut semakin kuat ketika gue baca novel Perahu Kertas-nya Dewi Lestari. Gambaran cerita Kugy tentang laut itu bener bener gue bayangin dan gue semakin pengen kesana. Walaupun ya gue ga sepenuhnya percaya tentang khayalannya Kugy soal Neptunus Si Dewa Laut, tapi gue makin penasaran pas Kugy bilang suara ombak itu adalah nyanyian paling indah yang pernah dia denger. Mungkin dia belum pernah denger Adam Levine, Kina Grannis atau Adhitia Sofyan nyanyi kali yah -_- tapi tetep itu bikin gue penasaran sama laut beserta isinya.

Kapan ya gue bisa ke laut ? Yang pastinya kalo nanti ada rezeki gue bisa kesana, gue pengen kesana sama orang orang yang gue sayang dan mereka pun sayang sama gue. Amin. Mudah mudahan juga pas gue kesana lautnya masih bersih, karena katanya laut di Indonesia aja udah mulai banyak yang tercemar. Kan ga seru dan percuma kalo jauh jauh ke laut tapi pemandangan yang dilihat sama aja kayak bantaran kali Ciliwung :( Untuk yang masih suka buang sampah ke sungai atau laut tolong berhenti yaa, kasihanilah orang orang seperti gue ini yang belum pernah ke laut :( Kasihan juga nanti anak cucu kalian gabisa menikmati keindahan alam yang kalian nikmati sekarang, masa sama saudara sendiri gamau berbagi ? :) Jangan buang sampah ke laut ya, apalagi buang mantan nanti kasian ikan :) didaur ulang aja sampahnya supaya lebih bermanfaat lagi. Eh kok gue jadi ceramah gini, udah kayak Duta Kelautan aja -_- sudahlah, udah tengah malem menjelang pagi buta. Waktunya (berjuang) untuk tidur. Bye Z, i'm really miss you :')

Rabu, 26 Maret 2014

Sayang, Aku merindu

Sayang, Aku merindu

Dengan nanar aku menatap malam
Hening terpecah oleh tangis yang membuncah
Sesak ku menyesapi nafas yang terengah
Sambil bertanya dimana letaknya salah
Duhai tuan mengapa engkau hanya diam ?
Sungguh daku bimbang dan tak paham
Apa ini balasan atas semua bisu ku ?
Sungguh aku menyesali semua itu
Maafkan atas kelancangan ku
Aku hanya tak tau bagaimana lagi cara untuk ucapkan rindu
Dengan malam tangis dan kebimbangan ku
Sayang, Aku merindu mu

Selasa, 25 Maret 2014

Selamat pagi, malam

Sebenernya judul yang gue pake itu adalah judul salah satu film yang sekarang masih dalam daftar coming soon. Tapi gue suka sama judulnya. Dan gue ga akan bahas film itu disini. Belum paham sepenuhnya tentang film itu, cuma baru nonton trailernya aja tapi sepertinya bagus. Udah lama juga ga nonton bioskop. Gatau kenapa tiap gue cek webnya 21 pasti aja list di coming soon tuh jauh lebih menarik ketimbang list di playing tapi nanti pas udah tayang eh gue nya malah ga sempet nonton. Menyebalkan.

Gue gabisa tidur Z. Dari tadi pagi suhu tubuh naik turun, gue demam. Badan serasa diinjekin balita dengan berat badan berlebih, sakit semua. Ditambah lagi dia yang seharian ga ada kabar, ga afdol kayaknya kalo cuma sakit badan mesti aja hati ikutan sakit -_- . Seharian ini gue banyak diem dikamar, keluar kamar cuma buat mandi, ambil wudhu sama makan. Oke jujur, gue mandi pagi doang karena sorenya gue demam tinggi ga kuat bangun dari tempat tidur. Seperti biasanya, gue ga bilang gue sakit. Gue cuma bilang lagi males ngapa-ngapain. Orang rumah taunya gue sehat sehat aja, ya semoga ini cuma demam biasa. Semoga besok udah baikan. Amin

Badan gue masih demam nih Z, sekarang keluar keringet dingin. Tapi sekarang udah mendingan, badan ga terlalu sakit sakit kayak tadi pagi. Pengen tidur tapi mata susah banget buat merem, telinga gue peka banget, denger bunyi atau suara kecil aja langsung kebangun lagi. Padahal udah minum obat yang ada efek samping ngantuknya tapi tetep aja ga ngantuk. Andai aja ngantuk itu bisa dibeli atau dibikin -_- . Gue bukannya gamau tidur, tapi gabisa tidur.

Oh iya, kemaren di facebook ada temen SMA yang komentar di postingan video jaman SMA 3 tahun yang lalu. Bikin kangen. Inget banget itu video pas pelajaran bahasa Inggris, tiba-tiba kelas kemasukan reptil kecil yang bikin heboh satu kelas. Yap, Tokek. Hahaha gara-gara video itu jadi keinget banyak hal lain. Kangen deh pokoknya.

Udah ganti tanggal aja Z, gue masih belum ngerasa ngantuk. Entah deh mesti ngapain lagi, baca buku udah, nulis udah, gambar udah, denger musik udah tapi tetep aja ga ngantuk. Gue kangen Z, kangen banget. Bodohnya gue masih aja suka gengsi padahal kalo kangen gitu suka kesel sendiri. Dasar wanita. Seringnya cuma kasih kode, berharap si tuan peka hmm
Udah ah, gatau mau ngomong apalagi Z. Gue kangen .

Kamis, 13 Maret 2014

Sedikit usaha awal ku untuk lebih terbuka..

Mungkin sebelumnya kamu sudah baca tulisan ku yang pertama, aku pesan jangan anggap tulisan itu sebagai keputusan ku. Anggap itu sebagai pilihan yang aku yakini dan anggap itu sebagai salah satu dari usaha ku selama ini. Terima kasih.
Kembali aku minta maaf, lagi untuk kesekian kalinya aku berbicara lewat tulisan. Baru ini yang aku bisa. Menurut ku ini tidak berbeda dengan jika aku berbicara, aku menulis semua ini dengan segala ekspresi yang aku yakini kamu bisa merasakannya walaupun tidak sepenuhnya sama. Aku tau kamu tidak suka aku terlalu banyak meminta maaf, maaf yang aku ucap terkadang bukan dalam rangka menyadari suatu kesalahan tapi terkadang itu kata pengganti dari maksud "permisi" sebelum yang tidak diinginkan terjadi.

Sebelum aku teruskan, aku ingatkan kembali jangan anggap ini keputusan dari apa yang aku pertimbangkan. Ini usaha kecil ku untuk lebih terbuka. Yang pertama dalam tulisan ini aku ingin menjelaskan alasan dan maksud dari kalimat yang pernah aku utarakan "aku ingin tau kamu seperti apa". Aku ingin tau kamu seperti apa, ini bukan untuk mempertimbangkan kembali apa yang aku pilih. Insya Allah aku sudah sepenuhnya memilih dan kini aku harus menerima. Menerima kamu seperti apa ini lah yang aku maksud. Aku berpikir, jika aku tau kamu seperti apa aku pun harus tau bagaimana menanggapinya. Aku tidak ingin dalam hubungan ini hanya kamu yang bisa mengerti aku, aku pun ingin mengerti yang kamu mau.
Untuk tau kamu seperti apa tidak harus aku jelaskan apa yang aku lakukan. Aku hanya akan memperhatikan dan berpikir apa yang harus aku lakukan untuk menanggapi mu. Ini sama halnya dengan apa yang pernah kamu bilang dulu. Dulu kamu pernah bilang, tanpa aku sadari kamu pun punya cara untuk tau aku seperti apa. Aku pun sama adanya. Semoga kamu mengerti.

Aku menulis ini sambil mencoba mengingat apa yang pernah sempat aku ingin bicarakan sama kamu tapi masih tertahan dan belum aku sampaikan. Sesuai dengan keinginan mu, aku akan memulainya dengan hal hal kecil yang besar manfaatnya. Yang aku ingat pertama, saat dulu kamu pernah bilang "Aku gasuka kalo di chat kamu udah mulai bilang 'yayaya', itu ngeselin", aku pun sempat terpancing untuk menyampaikan hal yang tidak jauh berbeda "Aku juga kurang suka kalo kamu mulai bales chat aku hanya dengan kata 'owh', seakan itu pengganti tanda titik yang mengakhiri pembicaraan kita". Sayangnya, lagi lagi aku tidak berani menyampaikan itu. Jangan tanya kenapa, aku masih belum mengerti. Aku merasakan takut saat akan menyampaikan itu. Dan kini, lewat tulisan ini aku mencoba untuk membicarakannya.

Selanjutnya kali ini aku ingin meminta tolong sama kamu. Dengan sikap ku yang seperti ini mungkin sulit untuk secara tiba tiba aku berubah langsung bisa berbicara dan bercerita begitu saja. Aku butuh bantuan mu, tolong jangan pernah lelah memancing ku agar aku berbicara. Mungkin bisa dilakukan dengan hal kecil. Misal, tanya kabar aku jangan hanya menanyakan aku sudah makan atau belum. Bukan, bukan aku tidak senang kamu hanya menanyakan hal itu tapi mungkin dan aku berharap dengan kamu sesekali menanyakan kabar ku akan membuat aku terpancing dan secara tidak sadar mulai menceritakan sesuatu pada mu. Dengan begitu aku berharap aku bisa berubah, mungkin nantinya bisa jadi kebiasaan yang baik untuk aku saat aku bercerita dengan mu. Selama ini, kadang atau seringnya aku berpikir "Apa aku perlu menceritakan sesuatu hal padamu ?" "Apa kamu ingin tahu apa saja yang aku alami setiap harinya ? meskipun aku tau tidak semua hal yang ingin kamu ketahui" "Apa kamu punya cukup waktu untuk mendengarkan ku ?". Dengan segala kesibukan mu setiap harinya, sampai sekarang aku tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk aku bisa bercerita sama kamu. Kesempatan untuk kamu balas chat aku saja terbatas, apalagi untuk aku bercerita panjang lebar. Aku tidak mau mengganggu waktu istirahat mu. "Kenapa kamu ga cerita aja pas kita ketemu ?". Tiap bertemu, aku sudah lupa dengan apa yang tadinya ingin aku bagi denganmu. Aku terlalu senang sampai akhirnya hanya sedikit dan sekedar yang bisa aku sampaikan. Selebihnya, aku hanya bisa tersenyum kegirangan.

Aku akui aku aneh, aku juga merasa aku tidak seperti perempuan lainnya. Sekarang aku tidak berharap kamu bisa mengerti aku sepenuhnya, itu terlalu sulit. Lebih sulit dari jutaan soal ujian, apalagi perempuan yang kamu hadapi adalah aku :') . Kadang aku juga tidak paham pasti apa yang aku mau. Aku labil ya ? Maaf :'D
Maafkan aku yang terlalu sering buat kamu kecewa. Meskipun kamu bilang aku tidak salah, rasanya aku perlu meminta maaf. Terima kasih sampai detik ini kamu bisa bertahan menghadapi ku, bisa bersabar menanggapi semua kelakuan ku, dan senantiasa menyayangi ku dengan penuh. Aku malu, aku kecewa belum bisa menjadi apa yang kamu mau. Sekali lagi maafkan aku. Sekarang aku baru hanya bisa menyampaikan kalau aku mencintaimu tanpa alasan yang pasti dan aku menyayangi mu dengan setulus hati. Semoga kita bisa terus saling memenuhi dan melengkapi. Amin

Rabu, 12 Maret 2014

Kesalahan Fatal

Dan akhirnya bom waktu itupun meledak. Sesuatu yang selalu aku khawatirkan akhirnya terjadi. Ini salah ku, kelemahan ku, kekurangan ku, sakit ku yang tak kunjung sembuh. Disaat aku sudah menemukan sosok yang maha aku inginkan yang bisa memahami ku dan tau bagaimana menanggapi ku malah aku sia sia kan dan tak aku pedulikan ucapannya. Bukan, bukan aku tidak peduli jujur aku sudah berusaha dan aku pun sejujurnya ingin berubah namun entah semua terasa sulit. Seperti kutukan, aku semakin tenggelam dalam sakit ku yang tak kunjung hilang.
Entah aku tak tahu letak salahnya dimana, aku tak mau menyalahkan orang lain walaupun kadang aku merasa tak sedikit dari mereka yang tak pernah mengerti apa yang aku ucapkan, aku hanya bisa menyalahi diri sendiri yang sejak kecil tak pernah berani mengungkap apa yang aku mau, apa yang aku rasakan dan apa yang aku alami.  Aku ingin berubah, seringkali batin ini bergejolak ingin mengatakan apa yang aku inginkan, apa yang aku rasakan apa yang ingin aku ungkapkan namun ketika sudah sampai di kerongkongan semua seakan menghilang, semua seakan tertelan kembali masuk ke hati, di dukung oleh lidah ku yang kelu tak bisa berkata karena terkunci. Aku tidak tahu, sungguh aku belum mengerti kenapa itu bisa terjadi. Yang aku tahu aku ini tidak berani. Hanya karena itukah ? Sungguh dahsyat sekali jika hanya kata 'berani' semua bisa terjadi.
Apa aku sakit ? Adakah penyakit yang bisa membuat pengidapnya tak bisa terbuka ? Kalau memang ada, aku hanya berharap penyakit itu ada obatnya. Aku ingin sembuh. Aku ingin berubah. Aku tidak ingin satu tahun sepuluh tahun atau dua puluh tahun nanti aku merasakan sakit yang sama hanya karena diam yang menjadi kebodohan ku selama ini. Ada yang bilang, manusia diciptakan berbeda beda tapi ada pula yang bilang kepribadian seseorang itu dibentuk dan bukan berupa kutuk. Lantas apa ini salah dari awal ? Salah lingkungan atau pergaulan ? Ah terlalu berdosa rasanya jika aku harus menyalahkan hal lain karena sudah jelas kesalahan yang pasti itu berasal dari diriku yang tak kunjung berani..
Ya Allah, aku tak mau memilih lagi. Kiranya aku tak akan sanggup untuk menyeleksi kembali. Semua akan tetap terjadi jika aku tetap seperti ini. Aku ingin berubah. Sungguh aku ingin berubah. Dia telah menyadarkan ku akan banyak hal, dia pula yang membangunkan tidur lelap ku saat penantian. Selama ini hanya dia yang bisa aku percaya, yang selalu aku benarkan ucapannya, yang bisa mengerti segala keanehan yang aku punya. Menurut dia, dirinya sendiri bukan orang baik yang pantas aku harapkan tapi aku tau segala maksudnya itu baik untuk aku kelak. Aku butuh dia, bukan orang lain. Ini terdengar memaksa tapi ini yang aku rasa. Jujur ya Rabb, aku terlanjur cinta padanya. Dan aku berharap ini bukan lagi kekeliruan yang akan menambah daftar kesalahan hidup ku.
Tolong bantu aku menjelaskan padanya, aku sudah tak mampu berkata. Iman ku yang terlalu percaya terhadap tulisan daripada ucapan menuntun ku menulis semua ini Semoga kamu bisa mengerti. Aku sadar aku salah, aku paham betul ucapan mu tentang sikap ku yang diam selama ini tak ada yang keliru. Semua benar, ini bukan karena aku menyayangi mu lantas aku selalu mempercayai mu. Tapi memang kenyataannya mayoritas yang kamu katakan pada ku itu selalu benar adanya. Kamu tentu tidak memantrai ku bukan ? Karena hanya dengan pesona mu cukup membuat aku luluh. Ini fakta dan aku bukti hidupnya karena aku yang mengalaminya. Aku sudah berusaha, sedikit demi sedikit aku mulai berubah namun sayangnya perubahan itu tak terasa oleh mu. Berani ku baru sedikit untuk mengusahakan semuanya, seperti yang tadi aku katakan kerongkongan ini seakan tercekat setiap aku mulai untuk bicara. Maaf kan aku, usaha ku belum terasa apalagi terlihat oleh mu. Kenyataannya kamu bilang aku masih seperti dulu, hanya membisu. Aku pasrah. Sungguh aku berharap kamu bisa terus menuntun ku untuk berubah, walaupun kamu bilang aku tak pantas berharap padamu. Aku katakan untuk kesekian kalinya, lemas hati ini jika harus memilih lagi. Hati ini telah memilih mu dan aku berharap hati ku pun sudah terpilih oleh mu. Maaf jika aku berharap banyak, bahkan aku sudah lupa kapan terakhir aku berharap sebanyak ini pada seseorang. Bantu aku cinta, bimbing aku untuk berubah. Maaf aku selalu meminta tanpa pernah aku paham apa mau mu. Aku terlanjur jatuh dan aku menyayangi mu.

Ditulis dengan tangan yang gemetar dan diiringi isak tangis suara parau.
Tertulis untuk dirimu yang selalu sabar menghadapi ku, untuk hati mu yang selalu aku rindu.
Teriring rasa terima kasih ku untuk dirimu yang telah menyadarkan ku.
Aku mencintaimu...

Kamis, 06 Maret 2014

Labil Mode ON

6 Maret 2014, udah hampir sebulan rehat dari rutinitas yang biasanya tiap hari gue lakoni. lebih tepatnya sih terpaksa rehat. keputusan perusahaan tempat gue kerja (dulu) (yang menurut gue kurang profesional) memutuskan kalo gue harus berhenti bekerja sama dengan mereka. keputusan yang tiba-tiba itu membuat gue bingung, yap bingung karena belum tau dan belum ada bayangan mesti kemanakah nantinya gue. alhasil seperti inilah, terombang-ambing ga jelas. memang salah gue, dari awal kerja ditempat itu niatnya udah gak baik. kerja disitu cuma ngejar salary-nya aja, maklum masih ada cicilan babit yang mesti gue lunasi. selama hampir empat bulan kerja disana, gue cuma 'bisa' kerja tapi gak 'cinta' sama kerjaan gue sendiri. kesalahan yang pernah terjadi selama dua tahun gue ulangi lagi. Bodoh. nyesel sih pasti tapi gue gamau larut dalam penyesalan. gue pengen ada perubahan dalam hidup gue, gak mau gini-gini aja.

Pilihan gue masih bercabang, belum pasti mau seperti apa nantinya. mungkin gue adalah salah satu dari manusia yang mengalami keterlambatan masa labil, di umur 20 tahun ini gue baru merasakan perasaan gak jelas, bingung dan bimbang dalam memilih tujuan hidup. di masa kehidupan yang semakin berkurang ini bahkan gue belum kenal sama diri gue sendiri, gue belum tau apa yang gue mau, apa yang gue butuh, dan apa-apa yang lainnya. Gue suka seni tapi terkadang gue suka sastra dan tapi juga gue pengen tahu ilmu manajemen yang baik. oke itu absurd. gue suka gambar tapi gak jago gambar, gue suka musik tapi suara fals dan gabisa main alat musik, gue suka baca tapi pilih-pilih buku yang dibaca, gue suka nulis tapi masih belum bisa berkomitmen sama tulisan sendiri (banyaknya gantung -_-), basic kerjaan gue di retail tapi payah kalo nego sama pembeli, suka desain tapi mentok gabisa gambar, semua selalu mentok di imajinasi tanpa pernah terealisasi. ini lebih absurd.

Suatu hari gue pernah sakit dan berlagak pura-pura sehat, tapi zikri tau dan dia bilang "kamu gak perlu bilang sayang berkali-kali sama aku, aku gak butuh. kalo pun kamu memang gak sayang sama aku juga gapapa. aku cuma minta kamu sayang sama diri kamu sendiri. jaga diri kamu, itu udah cukup buat aku". saat itu gue cuma bisa diem, mikir. zikri bener, gue belum sayang sama diri gue sendiri. ngurus diri sendiri aja masih belum becus, berlagak ngurusin mimpi. mulai saat itu juga gue mulai bebenah diri. Dan kemarin lagi-lagi zikri bikin gue sadar akan satu hal. dia bilang "kamu mesti fokus nentuin pilihan kamu sekarang". dan lagi-lagi dia bener, kali ini gue gaboleh salah pilih, ga boleh asal pilih ya seengganya gak terlalu jauh memilih.

Jujur sampai detik ini gue belum tau mau seperti apa gue nantinya. yang ada dalam pikiran gue sekarang cuma, nanti entah kapan itu gue pengen punya toko baju dan tempat makan atau semacam resto. entah alesannya apa, gue pengen banget punya kedua toko itu. bahkan gue udah memikirkan atau lebih tepatnya meng-imajinasi-kan rupa tokonya. mungkin ini terdengar ngaco tapi apa salahnya sih punya mimpi. Bismillah, pasti kesampean. AMIN. Sebulan ini udah berkali-kali nitipin lamaran kerja kemana-mana tapi belum ada panggilan satu pun. mungkin belum waktunya, belum jodohnya, belum belum dan belum yayaya. Alhamdulillah, setidaknya jadi punya waktu banyak untuk kumpul sama keluarga. ada waktu lebih untuk mengoreksi diri. Semoga secepatnya dapet kerjaan baru, Amin. gak kebayang kalo bulan depan masih free gini, si Babit mau dibayar pake apa -_-. Semangat Semangat Semangat !!!!


Selasa, 28 Januari 2014

Mixed feelings :s

Nite all ~ eh atau morning all hmm terserah deh .. terakhir posting blog tanggal 19 Desember tahun lalu, tepat di hari ulang tahun gue, canggung rasanya mau mulai ngetik apa, mau cerita apa, mau sharing apa. Gue galau eh engga deng gue cuma gamang -_- gatau kenapa, mungkin karena kangen. Yayaya ~ ini jujur tangan sampe kram kesemutan gara gara udah lama ga ngetik atau mungkin karena nahan emosi, gue emang suka gitu kalo lagi emosi. Ah entah lah ~ ngapain juga sih diurusin :| hari ini mixed feelings banget, seneng, sebel, kesel, bingung, cape, bosen, jenuh, kangen semuanya nyampur. Ini udah mau pagi buta tapi masih bangun juga, kapan tidurnya -_- mentang mentang besok masuk siang.

Hey yang disana, aku khawatir. Bukan sok ngurusin tapi aku cemas.. semoga semuanya memang baik baik saja. Amin..

Kebiasaan, gak bisa kontrol emosi ujung ujungnya malah nangis T_T