Rabu, 25 September 2013

silahkan direnungkan :)

mungkin kebanyakan dari kita terlalu sibuk hingga lelah karena terlalu sering memerhatikan memedulikan dan mengasihani masalah atau persoalan di lingkungan kita baik secara sadar atau tidak sadar, padahal tidak semua dari masalah itu bersangkutan dengan kita. alih alih perhatian peduli dan kasihan akhirnya kita pun bersedia membantu dari yang awalnya hanya men-support hingga akhirnya malah ikut terbawa problema yang terjadi. dengan selalu mengingat dasarnya yaitu kasihan, simpati akhirnya kita pun lupa akan beberapa hal, "kapan kita mengasihani diri kita sendiri ?" "kapan kita meluangkan waktu lebih untuk mengurusi masalah kita atau bahkan masa depan kita ?" dan "kapan kita bisa tertawa bahagia bersama tanpa ada beban, tanggungan, ganjalan perasaan, kesalah pahaman, dan kebohongan yang menjadi kedok saat kita bersama ?" berpura - pura senang dibalik hati yang gersang.


ini bukan hanya membahas mengenai kata egois tapi ini juga menyangkut pikiran yang logis, yang realistis. kalau memang kangen ya kangen, kalau memang butuh ketemu ya kumpul kalau masih ada yang mengganjal ya dibicarakan jangan hanya ditimbun, disembunyikan atau malah dibuat drama yang merugikan pihak yang tidak bersangkutan. jangan pernah merasa dewasa kalau masih mementingkan ego sendiri ketimbang perasaan bersama. pernah gak sih merasa dirugikan karena terlalu sering mengasihani orang lain ? atau pertanyaannya diganti, pernah gak merasa jadi pihak yang merugikan orang lain karena masalah yang dibuat sendiri tapi tak kunjung dibenahi ? jawabannya ada pada diri masing masing, dan tentunya tergantung
sudah dewasa atau belum kita dalam memandang semuanya.


tau makna positif dan negatif ? mengerti mana yang baik dan yang buruk ? paham akan kepentingan pribadi dan bersama ? harusnya bisa menentukan mana yang harusnya diprioritaskan jika ingin terus bersama. kesampingkan dulu problema pribadi yang sekiranya merugikan banyak pihak, mulailah memikirkan 'nasib' pihak di lingkungan kita atas dampak dari problema tersebut, jangan hanya ingin posisi aman nyaman tapi terbatas. semua pilihan pasti ada untung ruginya, semua keputusan pasti ada dampak positif dan negatifnya tapi dibalik semua itu ada 'reward' tersendiri yang disebut dengan hikmah. mau itu baik mau itu buruk semua sudah terjadi, semua sudah dipilih dan semua tak akan bisa diulang kembali. bagilah rasa bahagia mu untuk siapapun di lingkungan mu, jangan biarkan mereka hanya mendengar keluh kesah mu karena sesungguhnya dengan berbagi kita bisa makin mengerti satu sama lainnya.

2 komentar: