Sabtu, 13 Juli 2013

Mukena Bali Untuk Aisya I



Subuh kali ini Ais bangun lebih awal, dia terbangun jam 3 pagi karena mendengar suara batuk ibunya, Mak Ilah. Mak Ilah sudah hampir setahun batuk batuk, kata dokter Mak Ilah terkena radang paru-paru basah dan seharusnya mendapat perawatan khusus di rumah sakit namun apa mau dikata, Ais anak Mak Ilah semata wayang hanya bekerja sebagai guru honorer di salah satu sekolah SD di kampungnya. Penghasilannya yang tidak seberapa itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, itu pun serba minim. Selama ini Mak Ilah hanya diberi obat generik yang Ais beli di puskesmas, obat itu hanya meredakan sejenak batuk Mak Ilah dan obat itu sama sekali tidak membantu menyembuhkan justru malah membuat kondisinya makin memburuk.

Tiga bulan yang lalu aku mengenalnya, wanita santun itu sedang mengajarkan anak anak didiknya mengaji. Lantunan ayat yang keluar dari bibirnya membuat ku terkesan dan kagum pada dirinya. Aisya Putri Ghassani, wanita anggun, shalehah, dan begitu berbakti pada orang tuanya. dia wanita tangguh, sejak umur 7 tahun dia sudah menjadi yatim, ayahnya meninggal karena sakit komplikasi jantung dan hipertensi. Sejak itu Ais hidup prihatin, dia mulai belajar membantu ibunya mencari uang mulai dari membantu berjualan kue, membantu menyucikan baju tetangga dan melakukan apapun yang dia bisa kerjakan demi membantu meringankan beban ibunya. Hidup serba kekurangan bukan halangan baginya, ia tetap memiliki cita cita yang tinggi. Di sekolah pun prestasinya tidak diragukan lagi, hingga akhirnya dia bisa lulus kuliah pendidikan bahasa dengan nilai yang memuaskan.

Bukan hanya aku yang kagum padanya, Maura adik ku juga sangat menyukai gurunya itu hingga akhirnya orang tua ku sepakat untuk menjadikan Aisya guru privatnya maura. sejak di ajar Aisya, Maura jadi lebih rajin dan prestasinya pun makin terlihat meningkat. Maura juga sudah menganggap Aisya seperti kakaknya sendiri. Aku pun semakin akrab dengannya, kita sering berbagi cerita dan pengalaman. Kebetulan hobi kita sama, yaitu menulis dan sesekali menggambar. Suatu hari aku mengajak Maura pergi mengunjungi pameran lukisan di dekat tempat kerja ku. Maura tampak senang bisa melihat lukisan lukisan yang indah, apalagi ketika melihat lukisan perempuan yang sedang sembahyang, begitu indah dibalut dengan mukena Bali yang khas. "aku suka lukisan itu, perempuan itu begitu cantik mengenakan mukena bali. suatu saat aku akan beli, 2 pasang mukena bali untuk aku dan ibu" ucap Aisya.......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar