Kamis, 13 Maret 2014

Sedikit usaha awal ku untuk lebih terbuka..

Mungkin sebelumnya kamu sudah baca tulisan ku yang pertama, aku pesan jangan anggap tulisan itu sebagai keputusan ku. Anggap itu sebagai pilihan yang aku yakini dan anggap itu sebagai salah satu dari usaha ku selama ini. Terima kasih.
Kembali aku minta maaf, lagi untuk kesekian kalinya aku berbicara lewat tulisan. Baru ini yang aku bisa. Menurut ku ini tidak berbeda dengan jika aku berbicara, aku menulis semua ini dengan segala ekspresi yang aku yakini kamu bisa merasakannya walaupun tidak sepenuhnya sama. Aku tau kamu tidak suka aku terlalu banyak meminta maaf, maaf yang aku ucap terkadang bukan dalam rangka menyadari suatu kesalahan tapi terkadang itu kata pengganti dari maksud "permisi" sebelum yang tidak diinginkan terjadi.

Sebelum aku teruskan, aku ingatkan kembali jangan anggap ini keputusan dari apa yang aku pertimbangkan. Ini usaha kecil ku untuk lebih terbuka. Yang pertama dalam tulisan ini aku ingin menjelaskan alasan dan maksud dari kalimat yang pernah aku utarakan "aku ingin tau kamu seperti apa". Aku ingin tau kamu seperti apa, ini bukan untuk mempertimbangkan kembali apa yang aku pilih. Insya Allah aku sudah sepenuhnya memilih dan kini aku harus menerima. Menerima kamu seperti apa ini lah yang aku maksud. Aku berpikir, jika aku tau kamu seperti apa aku pun harus tau bagaimana menanggapinya. Aku tidak ingin dalam hubungan ini hanya kamu yang bisa mengerti aku, aku pun ingin mengerti yang kamu mau.
Untuk tau kamu seperti apa tidak harus aku jelaskan apa yang aku lakukan. Aku hanya akan memperhatikan dan berpikir apa yang harus aku lakukan untuk menanggapi mu. Ini sama halnya dengan apa yang pernah kamu bilang dulu. Dulu kamu pernah bilang, tanpa aku sadari kamu pun punya cara untuk tau aku seperti apa. Aku pun sama adanya. Semoga kamu mengerti.

Aku menulis ini sambil mencoba mengingat apa yang pernah sempat aku ingin bicarakan sama kamu tapi masih tertahan dan belum aku sampaikan. Sesuai dengan keinginan mu, aku akan memulainya dengan hal hal kecil yang besar manfaatnya. Yang aku ingat pertama, saat dulu kamu pernah bilang "Aku gasuka kalo di chat kamu udah mulai bilang 'yayaya', itu ngeselin", aku pun sempat terpancing untuk menyampaikan hal yang tidak jauh berbeda "Aku juga kurang suka kalo kamu mulai bales chat aku hanya dengan kata 'owh', seakan itu pengganti tanda titik yang mengakhiri pembicaraan kita". Sayangnya, lagi lagi aku tidak berani menyampaikan itu. Jangan tanya kenapa, aku masih belum mengerti. Aku merasakan takut saat akan menyampaikan itu. Dan kini, lewat tulisan ini aku mencoba untuk membicarakannya.

Selanjutnya kali ini aku ingin meminta tolong sama kamu. Dengan sikap ku yang seperti ini mungkin sulit untuk secara tiba tiba aku berubah langsung bisa berbicara dan bercerita begitu saja. Aku butuh bantuan mu, tolong jangan pernah lelah memancing ku agar aku berbicara. Mungkin bisa dilakukan dengan hal kecil. Misal, tanya kabar aku jangan hanya menanyakan aku sudah makan atau belum. Bukan, bukan aku tidak senang kamu hanya menanyakan hal itu tapi mungkin dan aku berharap dengan kamu sesekali menanyakan kabar ku akan membuat aku terpancing dan secara tidak sadar mulai menceritakan sesuatu pada mu. Dengan begitu aku berharap aku bisa berubah, mungkin nantinya bisa jadi kebiasaan yang baik untuk aku saat aku bercerita dengan mu. Selama ini, kadang atau seringnya aku berpikir "Apa aku perlu menceritakan sesuatu hal padamu ?" "Apa kamu ingin tahu apa saja yang aku alami setiap harinya ? meskipun aku tau tidak semua hal yang ingin kamu ketahui" "Apa kamu punya cukup waktu untuk mendengarkan ku ?". Dengan segala kesibukan mu setiap harinya, sampai sekarang aku tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk aku bisa bercerita sama kamu. Kesempatan untuk kamu balas chat aku saja terbatas, apalagi untuk aku bercerita panjang lebar. Aku tidak mau mengganggu waktu istirahat mu. "Kenapa kamu ga cerita aja pas kita ketemu ?". Tiap bertemu, aku sudah lupa dengan apa yang tadinya ingin aku bagi denganmu. Aku terlalu senang sampai akhirnya hanya sedikit dan sekedar yang bisa aku sampaikan. Selebihnya, aku hanya bisa tersenyum kegirangan.

Aku akui aku aneh, aku juga merasa aku tidak seperti perempuan lainnya. Sekarang aku tidak berharap kamu bisa mengerti aku sepenuhnya, itu terlalu sulit. Lebih sulit dari jutaan soal ujian, apalagi perempuan yang kamu hadapi adalah aku :') . Kadang aku juga tidak paham pasti apa yang aku mau. Aku labil ya ? Maaf :'D
Maafkan aku yang terlalu sering buat kamu kecewa. Meskipun kamu bilang aku tidak salah, rasanya aku perlu meminta maaf. Terima kasih sampai detik ini kamu bisa bertahan menghadapi ku, bisa bersabar menanggapi semua kelakuan ku, dan senantiasa menyayangi ku dengan penuh. Aku malu, aku kecewa belum bisa menjadi apa yang kamu mau. Sekali lagi maafkan aku. Sekarang aku baru hanya bisa menyampaikan kalau aku mencintaimu tanpa alasan yang pasti dan aku menyayangi mu dengan setulus hati. Semoga kita bisa terus saling memenuhi dan melengkapi. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar