Minggu, 26 Mei 2013

mubazir kalo ga di copas IV

Rabu, 12 September 2012
zuhrohmchtar di 09.32.00

antara aku kamu dan
hujan

deru suara mesin tua itu sudah lama tak
terdengar. terdengar bising dan asing di
telinga. terlihat kusam, berdebu dan tua.
mesin air itu beroperasi seakan berteriak
"aku kini bergerak kembali, bersuara". kota
ini yang lama kering, kini kembali basar
diguyur hujan, hujan angin atau hujan yang
berangin. entahlah. jutaan tetes hujan yang
turun memacu mesin tua itu bergerak
kembali, bahagia, lepas dan bebas. aroma
khas tanah yang membasah dibasuh hujan
seakan menelusup masuk ke hidung.
sekejap tercium aroma kerinduan yang
mendalam, menyejukan dan menenangkan
aku terpatung disini, disatu sisi jendela
berembun menatap ribuan kubik air yang
ditumpahkan dari langit, ringan berjatuhan
tanpa beban. aku senang bila hujan, karena
rintikannya bisa menyamarkan rintihan
tangisku, karena sambaran kilatnya bisa
memalingkan air mataku, karena hentakan
petirnya bisa menyembunyikan suara isak
tangis ku dan bahkan bila badai terjadi
mungkin rasa ini akan hilang terbawa pergi.
semua terjadi begitu ringan, begitu leluasa
hingga hujan reda dan aku merasa bebanku
sedikit menghilang, mengalir dan menyatu
dengan hujan.
kadang aku tak tau mengapa aku merasa
begitu, aku hanya tau dibalik semua itu aku
butuh kamu. bagai tanah yang lama tak
dijamah hujan, aku merasa kering dan
rapuh tanpa mu. andai saja hujan ini jatuh
disertai dengan kehadiran mu mungkin aku
tak peduli akan adanya rintikan hujan,
sambaran petir, hentakan kilat, apalagi
badai. karena aku takkan menangis, aku
akan tersenyum dan tertawa bahagia
didekapan mu, menatap hujan, meminum
teh, duduk di perapian, membicarakan
tentang kita, ya hanya kita tanpa peduli
orang lain, makhluk lain, partikel lain
bahkan aku tidak peduli jika bumi berhenti
berputar sekalipun karena tercengang
melihat kita kembali bersama, tidak
percaya. seperti kini aku tidak percaya bisa
segila ini mengkhayalkan itu semua atau
mungkin aku sudah gila sungguhan sampai-
sampai tanpa otak aku menganalogikan
kamu dengan hujan. hujan kan pasti datang
sedangkan kamu semakin hilang tak peduli
cuaca, iklim bahkan tak peduli aku yang
semakin kering.
aku hanya berharap bisa selalu bertemu
hujan, merasakan hujan karena hanya saat
hujan aku bisa mengenangmu, bisa merasa
dekat dengan mu, bisa tenggelam dalam
tangis yang menyatu dengan hujan, bisa
merasakan dingin yang menusuk sedingin
tatapan matamu dan yang utama aku bisa
mencium aroma khas itu, aroma kerinduan
yang mendalam seperti yang ku pendam.

23:49:11:09:2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar